Oleh: Alexander Wibowo
Di balik kesuksesan yang besar, pasti berdiri pula sosok besar yang bisa memimpin sebuah tim untuk meraihnya, seperti apa yang telah dilakukan opa Del Bosque dengan negaranya Spanyol di Piala Dunia 2010.
Berkat ketekunan serta kerendahan hatinya ia dengan sabar memoles anak-anak La Furia Roja, hasilnya tak percuma pada Final tanggal 11 Juli yang lalu ia bersama pasukannya lah yang akhirnya merebut trofi tertinggi dalam dunia persepak bolaan tersebut.
Vicente Del Bosque mungkin sedikit tidak diprediksikan atau kalah berwarna dibandingkan pendahulunya Luis Aragones di kursi pelatih, namun dialah yang akhirnya bisa menjadikan Spanyol juara dunia, serta membawa ketenangan dalam tim Spanyol di bawah kekuasaannya.
Meski begitu ia menolak jika dianggap sebagai sosok ayah yang telah sukses menggantikan Aragones di tubuh La Furia Roja, "Menjadi seorang ayah bukan lah hal yang gampang, terlebih lagi jika itu harus disertai meraih tugas berat," tutur Del Bosque seusai dirinya gagal di Piala Konfederasi 2009.
Namun di mata para pemainnya di tetaplah sosok istimewa dan begitu dihormati, seperti apa yang disampaikan Fernando Torres striker klub Liverpool, "Dia adalah pelatih yang hebat, dan tentu saja dia memang seperti itu,"
"Dalam beberapa tahun ia pernah melatih Real Madrid, dengan banyaknya bintang-bintang dunia di sana, mereka semua ia jadikan pemain-pemain terbaik, dia sangat paham bagaimana caranya berurusan dengan pemainnya,"
Begitu juga Sergio Ramos yang mengamini perkataan rekannya itu,"Kami benar-benar menyukai filosofinya, dia adalah pelatih besar, dia sangat baik dari segi psikologis juga dalam memperhatikan anak-anak asuhnya,"
Bisa saja perlakuan seperti itu didapat karena Del Bosque dulu juga seorang pemain, ia dulu identik dengan Real Madrid bermain sebanyak 300 laga bersama Los Blancos berposisi sebagai pemain tengah, empatinya berbicara ketika kini ia menjadi seorang pelatih.
Dia adalah orang yang membenci kekalahan meski bisa berbesar hati menerimanya, seperti di laga pembuka Piala Dunia kali ini, saat Spanyol dikejutkan oleh Swiss.
"Hubungan manusia yang baik adalah hal yang mendasar, tugas saya adalah meminta para pemain agar setiap hari mereka mau berusaha dan berupaya, namun bukan hanya untuk mengetahui apa yang tidak beres ataupun menegaskan bahwa sayalah yang berkuasa, karena saya seorang pemimpin,"
Hubungan yang dekat dengan pelatih memang adalah kekuatan utama Bosque dalam menangani sebuah tim, hal ini nampak jelas seperti saat ia menukangi Real antara tahun 1999 hingga 2003, ia begitu dekat dengan Guti yang menjadi salah satu tokoh sukses.
Ia sudah mengenal Guti semenjak Guti masih kecil, di tim Junior Real, namun karena kedekatannya serta keramahannya itulah kadang ia juga menjadi lemah, seperti apa yang dilakukan Fernando Hierro dan Raul Gonzalez padanya yang kerap melayangkan kritik padanya.
Padahal berbekal prinsipnya ia sukses menggabungkan pemain jebolan junior Madrid serta bintang-bintang semacam Figo dan Zidane untuk berprestasi tinggi, karena keramahannya pula ia lengser dengan mudah, satu hari setelah mengantarkan Madrid juara Liga 2003 ia justru di pecat Perez.
Bagaimana pun Bosque adalah orang yang rendah hati dan sabar, padahal alasan Perez terbilang konyol saat itu, ia dianggap tidak layak secara citra untuk menangani Los Galacticos.
Namun setelah kejadian itu justru Spanyol yang menuai kemuliaannya, berkat kemenangan 1-0 dari Belanda di Final, negaranya menorehkan sejarah emas untuk pertama kalinya mereka lolos ke Final Piala Dunia dan memenanginya.
"Saya tidak pernah mau mengatakan apa pun tentang pendahulu saya, saya pun tak mau membandingkannya, tidak ada Spanyol era Aragones, juga tidak ada Spanyol era Bosque, yang ada hanya satu, yaitu Spanyol,"
Sekali lagi ucapan yang menunjukkan kerendahan hati yang ia miliki sebagai seorang manusia, terima kasih opa sekarang engkau dihormati dan memang layak mendapatkannya, jika Real tidak bisa melakukannya kini setidaknya orang Spanyol bisa berterima kasih padamu.
Google Translate
Music Boxs
About me

- Stayed Consentrations
- Weleri, Jawa Tengah, Indonesia
- Saya menyukai tantangan dan rintangan hidup
Blog Archive
-
▼
2010
(26)
-
▼
Juli
(24)
- Cedera Konyol Para Pemain Bola
- Review: MU Terjungkal Lawan Sepuluh Pemain Wizards
- Review: Juve Sukses Tekuk Lyon
- Sejarah Sepak Bola di Indonesia
- Sejarah Sepak Bola
- Robert Vittek Resmi Merumput di Liga Turki
- Kuda Hitam Afrika Selatan: Riwayatmu Kini
- Jejak Si Peraih Bola Emas, Diego Forlan
- Kisah Kerendahan Hati Opa Del Bosque
- Benzema Bantah Semua Tuduhan Padanya
- Kisah Iniesta Siap Difilmkan Hollywood
- Klose Tolak Tawaran Dua Klub Inggris
- Pendukung MU di Malaysia Kecewa
- Pose Petenis Terseksi Sedunia Untuk Sports Illustr...
- Van Gaal Isyaratkan Pergi Tahun Depan
- Liverpool Umumkan Joe Cole Resmi Bergabung
- Guardiola Tolak Perpanjangan Kontrak
- Luis Fabiano Isyaratkan Bertahan
- Allegri: Inter Terkuat, Namun Milan Penantang Serius
- Marquez Makin Dekati New York Red Bulls
- Gerrard: Joe Cole Setara Messi dan Ronaldo
- Acquafresca Semakin Dekat ke Olimpico
- Kontrak Kewell Dengan Galatasaray Diperpanjang
-
▼
Juli
(24)
Belajar dari Kesalahan
Bahayanya kesalahan-kesalahan kecil adalah bahwa kesalahan-kesalahan itu tidak selalu kecil.
Kesalahan kecil bisa mengakibatkan kesalahan yang lebih besar. Bersamaan dengan kesalahan itu, persoalannya bisa menjadi besar pula. Maka kesalahan kecil pun harus segera dibetulkan.
Pengikut
Buku Tamu
Visitor
Daftar Blog Saya
-
Kelinci - *Kelinci* adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afr...14 tahun yang lalu
-
0 komentar:
Posting Komentar