Pembalikan Cahaya Cermin Kehidupan
Lihatlah.............
Lihatlah dengan seksama..
Lihatlah wajah yang begitu polosnya...
Aku tak tahu mengapa....?
Mengapa ia lakukan..?
Siapakah gerangan yang dapat dan mau tuk menjawab
“Aku masih harus bekerja tuk aku dan keluarga di rumah.”. Pastilah hal itu yang ada dalam benaknya waktu itu. Sangat menyedihkan. Dia yang seharusnya berada di dalam bangku sekolah, ternyata,... jawabannya adalah tidak.
“Ayo mangkat,.. Trus.”. Dengan suara yang sedikit ‘MLINCING’ dia tetap menjaga agar topi yang dia pakai tidak terjatuh. Dengan penuh resiko, berada di samping tempat dimana tempat itu penuh dengan rintangan, tangannya yang mungil, berpegang erat di besi bus. Sangatlah tak terbayang jika dia melepaskan gengagaman pada besi karat bus.
Itulah sosok anak yang harus dipaksa bekerja, tak dapat mencium bangku sekolah. Tuhan ampunilah dosa-dosa mereka.